C. Gelombang Stasioner
Cobalah ambil seutas tali yang panjangnya kira-kira 4 – 5 meter, kemudian ikatkan salah satu ujungnya pada tiang dan ujung yang lain kalian getarkan naik turun. Pada tali tersebut akan merambat gelombang dari ujung tali yang kita getarkan ke ujung yang terikat. Coba perhatikan apa yang terjadi pada ujung gelombang saat mencapai bagian tali yang terikat, ternyata gelombang itu akan dipantulkan kembali ke arah semula. Antara gelombang datang dengan gelombang pantul ini akan saling berinterferensi, sehingga menimbulkan gelombang yang disebut gelombang stasioner atau gelombang berdiri.
Gelombang stasioner terjadi jika dua gelombang yang mempunyai frekuensi dan amplitudo sama bertemu dalam arah yang berlawanan. Gelombang stasioner memiliki ciri-ciri, yaitu terdiri atas simpul dan perut. Simpul yaitu tempat kedudukan titik yang mempunyai amplitudo minimal (nol), sedangkan perut yaitu tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai amplitudo maksimum pada gelombang tersebut. Gelombang stasioner dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Gelombang stasioner yang terjadi pada ujung pemantul bebas dan gelombang stasioner yang terjadi pada ujung pemantul tetap.
1. UJUNG BEBAS
Sama
halnya dengan ujung terikat, ujung bebas juga terdiri dari gelombang
datang dan pantul. gelombang ujung bebas dapat digambarkan seperti
berikut :
Untuk mengetahui pola gelombang pada ujung bebas mari kita lihat gambar berikut
Lalu
bagaimanakah kedudukan simpul dan perut gelombang stasioner ujung
bebas? apakah sama dengan ujung terikat? untuk lebih jelas akan terlihat
pada gambar berikut




Tidak ada komentar:
Posting Komentar